PERLUKAH VAKSIN HEPATITIS B DAN DEMAM TIFOID (TIPUS)

Holiday season is coming ! Yes sebentar lagi bakal musimnya liburan ya (Oktober-Desember) dan tentunya aku pun juga mau liburan hahaha. Yang pantengin story aku pasti tau kalau aku itu bakal pergi ke Republik Tiongkok alias China di bulan Oktober ini. Kalau kalian yang followers lama dari akun instagram @oppakuliner pasti tau kalau aku traveling selain bakal share keindahan setiap negara tersebut, aku juga bakal wisata kuliner di sana !

Wisata kuliner yang bakal aku explore di China nanti ternyata cukup banyak dan kayaknya tidak semuanya bisa aku explore semuanya dalam 1 (satu) minggu. Nah another problem yang aku baru realize saat riset mengenai negara tirai bambu adalah ternyata street food mereka dikenal kurang higienis dan bahkan ada beberapa travel blogger yang tidak menyarankan makan street food disana (OMG).

Jujur ini jadi masalah buat aku yang suka banget explore makanan di suatu negara dan tentunya kalau makanan tersebut kurang higienis bisa membuat aku terjangkit penyakit seperti tifoid dan hepatitis A yang penularannya melalui makanan. Bahkan dalam sebuah riset, saat kita traveling kita teresiko 19 kali lebih rentan dalam tertular penyakit. Makanan di dalam restoran? Ternyata belum menjamin kebersihannya karena proses pembuatannya makanan yang tidak kita ketahui.

Tifoid dan Hepatitis A adalah penyakit yang ditularkan melalui makanan dan minuman. Penularannya juga dapat terjadi saat kita membersihkan gigi, mencampur es ke dalam minuman bahkan sampai pada saat kita menggunakan toilet umum. Hepatitis A sendiri adalah salah satu penyakit infeksi pada hati yang memiliki gejala seperti demam, lesu, mual, hilang nafsu makan, kulit dan mata berwarna kuning, sakit perut, muntah, tinja dan urin berwarna gelap.

Gejala Hepatitis A biasanya berlangsung selama 3-6 minggu dengan masa penyembuhan kurang lebih 6 bulan. Faktor yang menyebabkan kita rentan terkena penyakit Hepatitis A adalah faktor usia dan diperkirakan setiap tahunnya 1.4 juta orang terinfeksi virus Hepatitis A setiap tahun. Demam Tifoid sendiri adalah penyakit pada saluran cerna yang bisa dikenal dengan Tifus. Sama dengan Hepatitis A, penyakit ini menular melalui makanan dan minuman yang tercemar.

Gejala demam tifoid ini sulit dibedakan dengan penyakit saluran cerna lain, gejala demam tifoid antara lain : suhu tubuh yang terus naik tiap harinya terutama saat sore hari, sakit kepala, mual, sakit perut, hilang nafsu makan, sembelit atau diare, muntah dan tidak mau minum. Fatalnya jika tidak ditangani dengan baik, demam tifoid bisa menyebabkan kanker kandung empedu. Tidak heran 26.000.000 orang meninggal setiap tahun karena demam Tifoid, dimana 215.000 orang meninggal di setiap tahunnya.

Okay cukup ya paparan teorinya yang membuat aku juga jujur jadi ngeri ya, terus gimana dong caranya mencegah kedua penyakit ini sebelum traveling? Nah kemarin itu aku menghadiri gathering dengan judul "Stay Healthy During Culinary Trip" dimana disana dipaparkan gejala dan cara pencegahan Demam Tifoid dan Hepatitis A dengan narasumber Dr. Suzy Maria, SpPD dari RS Cipto Mangunkusumo.

Pencegahan yang dimaksud bisa melalui mencuci tangan secara rutin (dimana di seminar ini aku baru tau ada cara mencuci tangan yang benar), tidak jajan sembarangan (okay bye street food china), merebus air hingga mendidih dan pencegahan lainnya adalah melalui Vaksinasi Tifoid dan Hepatitis A. Vaksin ini sebaiknya dilakukan 2 minggu sebelum traveling sehingga tubuh kita bisa merespon dengan baik terhadap vaksin tersebut.

Dari gathering kemarin aku belajar bahwa yuk kita perlu untuk vaksinasi Hepatitis A dan Demam Tifoid demi pencegahan virus tersebut menular saat kita traveling. Gak kebayang kan repotnya kita lagi traveling dan mengidap gejala tersebut di atas. Untuk informasi lebih lanjut mengenai vaksinasi ini kalian bisa cek instagram @kenapaharusvaksin dan yuk kita vaksinasi sebelum traveling.